Jam

Pages


welcome to blog sukmaone.blogspot.com

Selasa, 15 November 2011

Waspada Penyakit Berbasis Binatang di Musim Penghujan

BEBERAPA JENIS PENYAKIT BERBASIS BINATANG YANG CENDERUNG TIMBUL DI MUSIM PENGHUJAN
1.      JAPANESE ENCEPHALITIS (Radang otak)
Tergolong penyakit Emerging infectious diseases & emerging zoonotic diseases
Japanese Encephalitis (JE) adalah : Penyakit infeksi virus pada susunan saraf pusat  (SSP) disebarkan melalui gigitan nyamuk dengan  perantaraan hewan lain, terutama babi
GEJALA KLINIS  JE :
1. Keluhan awal: demam, nyeri kepala, kuduk kaku, kesadaran menurun , tremor, kejang
2. Keluhan lanjutan : kaku otot, koma,     napas abnormal, dehidrasi, berat badan menurun
3. Keluhan lain : rf. tendon meningkat, paresis, suara pelan & parau

2. LEPTOSPIROSIS
1        Bersifat  zoonosis
2        Disebut juga Weil’S Disease,        Haemorrhagic Jaundice
3        Merupakan penyakit yang berhubungan erat dengan pekerjaan.
4        Merupakan penyakit reemerging disease
5        Bersifat musiman :                                         
            Iklim sedang : puncak insiden musim panas dan   gugur.                                                             
             Iklim tropis : puncak insiden musim hujan
SUMBER PENULARAN
1.    Rodent ( Tikus )
2.    Sapi, Kambing, Domba, Kuda, Babi
3.    Anjing, Kucing
4.    Burung
5.    Insektivora ( Landak, Kelelawar, Tupai )

CARA PENULARAN :
Kontak dengan bahan yang tercemar air kemih hewan yang sakit leptopspirosis, melalui :
1        Selaput lendir (mucosa) mata, hidung
2        Kulit yang lecet atau kulit yang intak, tetapi terendam lama dalam air
3        Saluran pencernakan

Penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi


3.  PENYAKIT ANTRAKS  :
1        Bersifat zoonosis
2        Disebut juga radang limpa, radang kura, malignant pustula, malignant edema, woolsorters disease, charbon
3        Merupakan penyakit yang berhubungan sangat erat dg pekerjaan .
4        Dikenal sejak zaman mesir kuno, wabah pertama di indonesia tahun 1832 di Kab Kolaka – Sultra
5        Endemis di DKI, JABAR, JATENG, NTB,NTT, JAMBI, SUMBAR, SULTRA, SULTENG, dan PAPUA

ETIOLOGI

1        Agent bacillus anthracis, berbentuk batang, berkapsul
2        Virulensi : tergantung toksin dan resistensi host
3        Ukuran 1-2 mm x 5 – 10 mm, non motil
4        Membentuk spora, aktif bila masuk tubuh host.
5        Spora mati :                                                  
a)   Bila dioven pada suhu 140° c selama 3 – 4 jam
b)   Dididihkan pada suhu 100° c selama 10 menit
c)   Dengan  Otoklaf suhu 120° c tekanan 2 atm selama 30 menit.
KAPSUL KUMAN BACILLUS ANTHRACIS :
Menghalangi fagositosis
Membentuk toksin
Toksin mempengaruhi : endotel vaskuler, edema, agregasi platelet, trombosis, gangren
Kematian

PENULARAN MENURUT DAERAH:

1        Antraks daerah pertanian                   (agriculture anthrax): terjadi di daerah pertanian karena pencemaran lingkungan tanah, air, sayuran
2        Antraks kawasan industri                      (industrial anthrax ) : terjadi di daerah industri, misal pabrik wool, industri yang menggunakan bahan dari hewan
3        Antraks laboratorium : terjadi di laboratorium melalui hewan percobaan kelinci, marmut dan alat – alat laboratorium

 JENIS ANTRAKS:
2        Antraks kulit ( bila tidak mendapat pengobatan ) : 5 – 20 % akan meninggal, tergantung luas jaringan kulit yang terinfeksi
3        Antraks gastro intestinal : 25 – 75 % dalam waktu kurang 2 hari
4        Antraks paru – paru :75 – 90 %
5        Antraks meningitis : sangat tinggi mendekati 100%

Kematian biasanya pada hari ke 2 – 3  setelah gejala timbul

JENIS ANTRAKS MENURUT GEJALA :

1        Antraks kulit ( cutaneous anthrax ) : melalui kulit yang lecet
2        Antraks pencernakan (intestinal antrhax) : melalui saluran pencernakan
3        Antraks peranafasan (pulmonary anthrax ) : melalui pernafasan
4        Antraks peradangan otak                   (meningitis anthrax) : akibat komplikasi yang lain 

Penularan juga dapat melalui gigitan serangga dan penggunaan alat secara bersama ( sikat gigi, handuk dll)      



4.      PENYAKIT SAPI GILA (BSE )
Penyakit sapi gila (Bovine Spongiform Encephalopathy/BSE) adalah penyakit yang disebabkan oleh bahan infeksius yang baru dikenal dan disebut PRION.
Agent penyebab BSE adalah PRION
BSE termasuk salah satu penyakit yg tergolong dalam Transmissible Spongiform Encephalopathy (TSE) yaitu penyakit yg menyerang susunan syaraf pusat dengan gejala histopatologik utama adanya degenerasi spongiosus atau terbentuknya lubang-lubang kosong di dalam sel-sel otak, dapat menular kepada manusia dan menyebabkan penyakit yang dalam istilah kedokteran disebut Subacute Spongiform Encephalopathy (SSE).
BSE lebih banyak menyerang sapi perah dari pada sapi potong
Saat ini penyakit BSE lebih dikenal dengan penyakit PRION

0 komentar:

Posting Komentar