Jam

Pages


welcome to blog sukmaone.blogspot.com

Selasa, 22 November 2011

PENYAKIT KUSTA



DEFINISI PENYAKIT KUSTA

Penyakit kusta adalah penyakit kronik (menular menahun) yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang pertama kali menyerang susunan saraf tepi, selanjutnya menyerang kulit, mukosa (mulut), saluran pernapasan bagian atas, sistem retikulo endotelial, mata, otot, tulang dan testis.
             Penyakit kusta jarang sekali ditemukan pada bayi. Angka kejadian penyakit kusta meningkat sesuai umur dengan puncak kejadian pada umur 10-20 tahun (Depkes RI, 2006). Penyakit kusta dapat mengenai semua umur dan terbanyak terjadi pada umur 15-29 tahun. Serangan pertama kali pada usia di atas 70 tahun sangat jarang terjadi.
           Kejadian penyakit kusta pada laki-laki lebih banyak terjadi dari pada wanita, kecuali di Afrika, wanita lebih banyak terkena penyakit kusta dari pada laki-laki (Depkes RI, 2006). Menurut Louhennpessy dalam Buletin Penelitian Kesehatan (2007) bahwa perbandingan penyakit kusta pada penderita laki-laki dan perempuan adalah 2,3 : 1,0, artinya penderita kusta pada laki-laki 2,3 kali lebih banyak dibandingkan penderita kusta pada perempuan. Menurut Noor dalam Buletin Penelitian Kesehatan (2007) penderita pria lebih tinggi dari wanita dengan perbandingannya sekitar 2 : 1.
           Penderita penyakit kusta menimbulkan gejala yang jelas pada stadium lanjut dan cukup didiagnosis dengan pemeriksaan fisik tanpa pemeriksaan bakteriologi. Ada 3 tanda – tanda utama yang dapat menetapkan diagnosis penyakit kusta yaitu: Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa, penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf, dan adanya bakteri tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit. Pemeriksaan kerokan hanya dilakukan pada kasus yang meragukan. Apabila ditemukan pada seseorang salah satu tanda - tanda utama seperti diatas maka orang tersebut dinyatakan menderita kusta (Depkes, 2006).
           Di Puskesmas/ Rumah sakit, penderita akan mendapatkan terapi anti kusta Multi Drug Therapy (MDT) agar tidak menjadi sumber penularan, selain menghindari kemungkinan cacat menjadi besar.


TANDA TANDA PENYAKIT KUSTA

1. Bercak/kelainan kulit yang merah atau putih di bagian tubuh, kulit mengkilap, bercak yang tidak gatal.
2. Adanya bagian-bagian tubuh yang tidak berkeringat atau tidak berambut, lepuh tidak nyeri.
3. Tanda-tanda pada saraf adalah sebagai berikut: rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota badan atau muka, gangguan gerak anggota badan atau bagian muka, adanya cacat, dan luka yang tidak mau sembuh (Depkes RI, 2006).

           KLASIFIKASI KUSTA MENURUT WHO

Kelainan kulit dan hasil pemeriksaan
PB
MB
1.bercak (makula) mati rasa :
a)   Ukuran
b)   Distribusi

c)   Konsistensi
d)  Batas
e)   Kehilangan rasa pada bercak

f)    Kehilangan kemampuan berkeringat, rambut rontok pada bercak

Kecil dan besar
Uniteral atau bilateral asimetris
Kering dan kasar
Tegas
Selalu ada dan jelas


Selalu ada dan jelas


Kecil-kecil
Bilateral simetris

Halus,berkilat
Kurang tegas
Biasanya tidak jelas,jika ada,terjadi pada yang sudah lanjut
Biasanya tidak jelas,jika ada,terjadi pada yang sudah lanjut
2.infiltrat :
a)   Kulit
b)   Membran mukosa (hidung tersumbat, pendarahan di hidung)
c)   Ciri-ciri





d)  Nodulus
e)   Deformitas

Tidak ada
Tidak pernah ada


Central healing (penyembuhan di tengah)




Tidak ada
Terjadi dini

Ada,kadang-kadang tidak ada
Ada,kadang-kadangtidak ada


i.      punched out lesion (lesi bentuk seperti donat)
ii.      madarosis
iii.      ginekomasti
iv.      hidung pelana
v.      suara sengau
Kadang-kadang ada
Biasanya simetris, terjadi lambat

PENCEGAHAN PRIMER
           a. Penyuluhan kesehatan
Pencegahan primer dilakukan pada kelompok orang sehat yang belum terkena penyakit kusta dan memiliki resiko tertular karena berada disekitar atau dekat dengan penderita seperti keluarga penderita dan tetangga penderita, yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang kusta. Penyuluhan yang diberikan petugas kesehatan tentang penyakit kusta adalah proses peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat yang belum menderita sakit sehingga dapat memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya dari penyakit kusta. Sasaran penyuluhan penyakit kusta adalah keluarga penderita, tetangga penderita dan masyarakat (Depkes RI, 2006)

           b. Pemberian imunisasi
Sampai saat ini belum  ditemukan upaya pencegahan primer penyakit kusta seperti pem’berian imunisasi (Saisohar,1994). Dari hasil penelitian di Malawi tahun 1996 didapatkan bahwa pemberian vaksinasi BCG satu kali dapat memberikan perlindungan terhadap kusta sebesar 50%, sedangkan pemberian dua kali dapat memberikan perlindungan terhadap kusta sebanyak 80%, namun demikian penemuan ini belum menjadi kebijakan program di Indonesia karena penelitian beberapa negara memberikan hasil berbeda  pemberian vaksinasi BCG tersebut (Depkes RI, 2006).
 
PENCEGAHAN SEKUNDER

Pengobatan pada penderita kusta untuk memutuskan mata rantai penularan, menyembuhkan penyakit penderita, mencegah terjadinya cacat atau mencegah bertambahnya cacat yang sudah ada sebelum pengobatan. Pemberian Multi drug therapy pada penderita kusta terutama pada tipe Multibaciler karena tipe tersebut merupakan sumber kuman menularkan kepada orang lain (Depkes RI, 2006).

0 komentar:

Posting Komentar