Jam

Pages


welcome to blog sukmaone.blogspot.com

Sabtu, 19 November 2011

EPIDEMIOLOGI KESEHATAN REPRODUKSI

I. DEFINISI KESEHATAN REPRODUKSI

Kespro didefinisikan sebagai “keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya”.
Di Indonesia saat ini, disepakati ada empat komponen prioritas kespro, yaitu
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2. Keluarga berencana
3. Kespro remaja
4. PMS dan HIV/AIDS
Pelayanan yang mencakup empat komponen prioritas diatas disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE). Jika PKRE ditambah dengan Pelayanan Kesehatan Reproduksi bagi Usia Lanjut, maka pelayanan yang diberikan disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK).

II. Hak Reproduksi

Hak reproduksi perorangan dapat diartikan bahwa setiap orang baik laki-laki maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas, sosial, suku, umur, agama dll) mempunyai hak yang sama untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab (kepada diri, keluarga dan masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak serta untuk menentukan waktu kelahiran anak dan dimana akan melahirkan. Secara praktis, hak reproduksi dijabarkan sebagai berikut :
1. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang terbaik.
2. Perempuan dan laki-laki sebagai pasangan atau sebagai individu berhak memperoleh informasi lengkap tentang seksualitas, kesehatan reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi masalah kespro
3. Hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan.
4. Perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan serta memperoleh bayi yang sehat
5. Hubungan suami istri didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi kondisi yang diinginkan bersama, tanpa unsur paksaan, ancaman dan kekerasan.
6. Remaja laki-laki dan perempuan berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi remaja, sehingga dapat berperilaku sehat dan menjalani kehidupan seksual yang bertanggung jawab
7. Laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi yang mudah diperoleh, lengkap dan akurat mengenai IMS dan HIV/AIDS

III. Siklus hidup reproduksi

Ruang lingkup kespro mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup kespro adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kespro pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.
Dalam pendekatan siklus hidup dikenal lima tahap, yaitu :
1. Konsepsi
2. Bayi dan Anak
3. Remaja
4. Usia subur
5. Usia lanjut
Berikut digambarkan pendekatan siklus hidup kespro untuk laki-laki dan perempuan
Melihat gambar diatas, tampaknya perempuan mempunyai kebutuhan khusus dibandingkan laki-laki karena kodratnya untuk haid, hamil, melahirkan, menyusui dan mengalami menapouse, sehingga memerlukan pemeliharaan kesehatan yang lebih intensif selama hidupnya. Ini berarti bahwa pada masa-masa kritis, seperti pada saat kehamilan, terutama sekitar persalinan diperlukan perhatian khusus terhadap perempuan.

IV. Materi kesehatan reproduksi

1. Organ Reproduksi perempuan
a. Indung telur. Jumlah dua buah, terletak di kiri dan kanan rahim. Berfungsi
mengeluarkan sel telur sebulan sekali secara bergantian
b. Fimbria (ujung rahim). Bentuknya seperti tangan. Berfungsi menangkap sel telur yang
dikeluarkan oleh indung telur
c. Saluran telur. Berfungsi mengantar telur dari indung telur menuju rahim
d. Rahim, berfungsi sebagai tempat menyimpan janin
e. Leher rahim
f. Liang senggama, berfungsi sebagai tempat keluarnya menstruasi, tempat penis saat
bersenggama dan sebagai jalan keluar bayi saat melahirkan.
2. Organ reproduksi laki-laki
a. Scrotum (kantung penis)
b. Testis, jumlahnya dua buah, berfungsi memproduksi sperma
c. Saluran sperma, berfungsi menyalurkan sperma dari testis menuju vesica seminalis
d. Vesica seminalis, sebagai tempat dikumpulkannya sperma yang dihasilkan oleh
testis. Vesica seminalis memproduksi cairan mani yang kemudian bercampur dengan
sel sperma.
e. Saluran kencing
f. Penis
3. Seks dan Kehamilan
Hubungan seks dapat menyebabkan kehamilan bila perempuan berada dalam masa subur.
Artinya walaupun hubungan seks hanya dilakukan satu kali, perempuan sudah bisa hamil. Apalagi bila dilakukan lebih dari satu kali. Hubungan seks sebelum menikah banyak mengandung risiko, seperti : kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran kandungan atau terkena penyakit menular seksual.
Kehamilan dapat terjadi karena pertemuan benih laki-laki dan perempuan. Pada saat hubungan seks dilakukan, alat kelamin laki-laki masuk ke dalam vagina. Bila terjadi ajakulasi (pengeluaran sperma dan cairan mani) dengan posisi alat kelamin laki-laki berada di dalam vagina memudahkan pertemuan sperma dan sel telur yang berisiko terjadinya pembuahan dan kehamilan.
Tanda-tanda kehamilan meliputi : tidak datang haid, pusing dan muntah pada pagi hari, buah dada membesar, sekitar putting susu agak gelap dan perut ibu membesar.
Kehamilan pada masa remaja dapat menyebabkan berbagai risiko yang mengancam remaja dan bayinya, yaitu : keguguran, bayi lahir sebelum waktunya serta berat badan lahir rendah, proses kelahiran dengan penyulit yang dapat mengakibatkan kematian pada ibu atau bayinya. Risiko lain bagi remaja dapat mengalami gangguan kejiwaan, risiko putus sekolah serta aborsi yang tidak aman.
4. Pencegahan Kehamilan
Kontrasepsi merupakan suatu metode untuk mencegah terjadinya kehamilan. Macamnya antara lain :
a. Metode Kontrasepsi Alamiah
Yaitu pencegahan kehamilan tanpa menggunakan alat dan tanpa pemeriksaan medis, meliputi : abstinesia (tidak melakukan hubungan seks), senggama terputus (pada puncak senggama penis dikeluarkan dari vagina sehingga mani keluar di luar vagina), pantang berkala (tidak senggama pada masa subur).
b. Metode Kontrasepsi Buatan
Yaitu pencegahan kehamilan dengan menggunakan alat, dan harus melalui pemeriksaan medis. Metode ini terdiri dari non hormonal (kondom, spermisida dan alat kontrasepsi dalam rahim) serta hormonal (pil, suntik, susuk).

0 komentar:

Posting Komentar