This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jam

Pages


welcome to blog sukmaone.blogspot.com

Sabtu, 29 Oktober 2011

CAMPAK DAPAT MENYEBABKAN KEBUTAAN ( XEROPTHALMIA)

BUTA SENJA DAPAT DI CEGAH DENGAN VITAMIN A.

Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal dibutuhkan antara lain vitamin. Vitamin-vitamin ini selain dapat diperoleh dari makanan dapat juga diperoleh melalui suplemen-suplemen yang mengandung vitamin. Salah satu jenis vitamin yang dibutuhkan adalah vitamin A atau yang disebut juga retinol. Vitamin A berfungsi antara lain menjaga kelembaban dan kejernihan selaput lendir, memungkinkan mata dapat melihat dengan baik dalam keadaan kurang cahaya (sore atau senja hari), serta pada ibu nifas akan meningkatkan mutu vitamin A dalam ASI, sehingga bayi akan mendapatkan vitamin A yang cukup dari ASI.
Vitamin A dapat diperoleh pada minyak hati ikan, kuning telur, mentega, krim dan margarin yang telah diperkaya dengan vitamin A. Sedangkan provitamin A dapat diperoleh dari sayur-sayuran berdaun hijau gelap dan buah-buahan berwarna kuning atau merah serta minyak kelapa.
Akibat dari kekurangan vitamin A ini bermacam-macam antara lain terhambatnya pertumbuhan, gangguan pada kemampuan mata dalam menerima cahaya,  kelainan-kelainan pada mata seperti xerosis dan xerophthalmia, serta meningkatnya kemungkinan menderita penyakit infeksi. Bahkan pada anak yang mengalami kekurangan vitamin A berat angka kematian meningkat sampai 50%.
Kekurangan vitamin A terjadi terutama karena kurangnya asupan vitamin A yang diperoleh dari makanan sehari-hari. Pada anak yang mengalami kekurangan energi dan protein, kekurangan vitamin A terjadi selain karena kurangnya asupan vitamin A itu sendiri juga karena penyimpanan dan transpor vitamin A pada tubuh yang terganggu.
Tanda-tanda khas pada mata karena kekurangan vitamin A dimulai dari rabun senja (XN) dimana penglihatan penderita akan menurun pada senja hari bahkan tidak dapat melihat dilingkungan yang kurang cahaya. Pada tahap ini penglihatan akan membaik dalam waktu 2-4 hari dengan pemberian kapsul vitamin A yang benar. Bila dibiarkan dapat berkembang menjadi xerosis konjungtiva (X1A). Selaput lendir atau bagian putih bola mata tampak kering, berkeriput, dan berubah warna menjadi kecoklatan dengan permukaan terlihat kasar dan kusam. Xerosis konjungtiva akan membaik dalam 2-3 hari dan kelainan pada mata akan menghilang dalam waktu 2 minggu dengan pemberian kapsul vitamin A yang benar. Bila tidak ditangani akan tampak bercak putih seperti busa sabun atau keju yang disebut bercak Bitot (X1B) terutama di daerah celah mata sisi luar. Pada keadaan berat akan tampak kekeringan pada seluruh permukaan konjungtiva atau bagian putih mata, serta konjungtiva tampak menebal, berlipat-lipat dan berkerut-kerut. Bila tidak segera diberi vitamin A, dapat terjadi kebutaan dalam waktu yang sangat cepat. Tetapi dengan pemberian kapsul vitamin A yang benar dan dengan pengobatan yang benar bercak Bitot akan membaik dalam 2-3 hari dan kelainan pada mata akan menghilang dalam 2 minggu. Tahap selanjutnya bila tidak ditangani akan terjadi xerosis kornea (X2) dimana kekeringan akan berlanjut sampai kornea atau bagian hitam mata. Kornea tampak suram dan kering dan permukaannya tampak kasar. Keadaan umum anak biasanya buruk dan mengalami gizi buruk, menderita penyakit campak, ISPA, diare. Pemberian kapsul vitamin A dan pengobatan akan menyebabkan keadaan kornea membaik setelah 2-5 hari dan kelainan mata sembuh setelah 2-3 minggu. Bila tahap ini berlanjut terus dan tidak segera diobati akan terjadi keratomalasia (X3A) atau kornea melunak seperti bubur dan ulserasi kornea (X3B) atau perlukaan. Selain itu keadaan umum penderita sangat buruk. Pada tahap ini kornea dapat pecah. Kebutaan yang terjadi bila sudah mencapai tahap ini tidak bisa disembuhkan. Selanjutnya akan terjadi jaringan parut pada kornea yang disebut xeroftalmia scars (XS) sehingga kornea mata tampak menjadi putih atau bola mata tampak mengempis.
Kelompok umur yang terutama mudah mengalami kekurangan vitamin A adalah kelompok bayi usia 6-11 bulan dan kelompok anak balita usia 12-59 bulan (1-5 tahun). Sedangkan yang lebih beresiko menderita kekurangan vitamin A adalah bayi berat lahir rendah kurang dari 2,5 kg, anak yang tidak mendapat ASI eksklusif dan tidak diberi ASI sampai usia 2 tahun, anak yang tidak mendapat makanan pendamping ASI yang cukup, baik mutu maupun jumlahnya, anak kurang gizi atau di bawah garis merah pada KMS, anak yang menderita penyakit infeksi (campak, diare, TBC, pneumonia) dan kecacingan, anak dari keluarga miskin, anak yang tinggal di dareah dengan sumber vitamin A yang kurang, anak yang tidak pernah mendapat kapsul vitamin A dan imunisasi di Posyandu maupun Puskesmas, serta anak yang kurang/jarang makan makanan sumber vitamin A.
Memperhatikan akibat kekurangan vitamin A seperti yang telah disebutkan di atas maka untuk mencegah terjadinya kekurangan vitamin A di Posyandu atau Puskesmas pada setiap bulan Februari dan Agustus seluruh bayi usia 6-11 bulan, harus mendapat 1 kapsul vitamin A biru dan seluruh anak balita usia 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A warna merah. Sedangkan untuk ibu nifas sampai 30 hari setelah melahirkan mendapat 1 kapsul vitamin A warna merah.
Untuk mengobati anak dengan gejala buta senja (XN) hingga xerosis kornea (X2), dimana penglihatan masih dapat disembuhkan, diberikan kapsul vitamin A pada hari pertama pengobatan sebanyak ½ (50.000 SI) kapsul biru untuk bayi berusia kurang atau sama dengan 5 bulan, 1 kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi berusia 6 sampai 11 bulan  atau 1 kapsul merah (200.000 SI) untuk anak 12-59 bulan. Pada hari kedua diberikan 1 kapsul vitamin A sesuai umur dan dua minggu kemudian diberi lagi 1 kapsul vitamin A juga sesuai umur.

Kamis, 27 Oktober 2011

DATA SEMENTARA PIN CAMPAK DAN POLIO KECAMATAN PARUNGPANJANG SAMPAI DENGAN TANGGAL 25 OKTOBER 2011

LAPORAN SEMENTARA HASIL IMUNISASI PIN CAMPAK DAN POLIO 
UPT PUSKESMAS PARUNGPANJANG KECAMATAN PARUNGPANJANG KABUPATEN BOGOR
SAMPAI DENGAN TANGGAL 25 OKTOBER 2011












No Nama Pos PIN Target Pencapaian Prosentase
Polio Campak Polio Campak Polio Campak
           0-8            9-59          0-59           9-59 0-8 0-59 9-59 0-8 0-59 9-59
1 Kabasiran             250          1,209          1,459          1,209 0 0 0 0.0 0.0 0.0
2 Parungpanjang             285          1,388          1,673          1,388 0 0 0 0.0 0.0 0.0
3 Cibunar             142             910          1,052             910 199 1071 834 140.1 101.8 91.6
4 Jagabita               94             832             926             832 97 643 544 103.2 77.3 65.4
5 Lumpang             311          1,469          1,780          1,469 205 944 749 65.9 53.0 51.0
6 Jagabaya               80             491             571             491 105 539 434 131.3 94.4 88.4
7 Gintungcilejet               84             549             633             549 118 641 491 140.5 101.3 89.4
8 Dago               86             559             645             559 57 435 388 66.3 67.4 69.4
9 Pingku               98             689             787             689 128 642 544 130.6 81.6 79.0
10 Cikuda               92             695             787             695 0 0 0 0.0 0.0 0.0
11 Gorowong             161             892          1,053             892 0 0 0 0.0 0.0 0.0
  Jumlah          1,683          9,683        11,366          9,683 909 4915 3984          54.01          43.24          41.14












Mengetahui,


Bogor, ……………… 2011
Kepala UPT Puskesmas Parungpanjang


Pelaksana












dr. Mohammad Irfan


Mahobih
NIP. 196707262007011004


NIP. …………………..

Senin, 24 Oktober 2011

PENCANANGAN PIN CAMPAK DAN POLIO KECAMATAN PARUNGPANJANG KABUPATEN BOGOR








PELAKSANAAN PIN CAMPAK DAN POLIO DI KECAMATAN PARUNGPANJANG KABUPATEN BOGOR PROPINSI JAWA BARAT
18 OKTOBER S/D 18 NOPEMBER 2011.


Sekitar 11.366 balita di Kecamatan Parungpanjang kabupaten Bogor, ditargetkan mendapatkan imunisasi Polio dan Campak  di mulai Selasa (18 Oktober 2011) ini di 102 Posyandu di wilayah UPF Puskesmas Parungpanjang dan UPF Puskesmas dago.
Selama 2 hari ( 18 dan 19 Oktober 2011 ) pelaksanaan PIN Campak telah di laksanakan serentak di 2 desa yaitu desa Jagabaya dan Desa Dago, dilanjutkan dengan desa Lumpang dan Pingku (20 dan 21 Oktober 2011), desa Gintung Cilejet ( 22 dan 24 Oktober 2011), Desa Jagabita ( 25 Oktober 2011) desa Cibunar dan Gorowong (26 dan 27 Oktober 2011), desa Parungpanjang ( 28 dan 29 Oktober 2011) dan desa Kabasiran (31 oktober dan 1 November 2011)
Imunisasi Polio diberikan kepada balita usia 0 s/d 59 bulan, sedangkan imunisasi Campak kepada balita usia 9 s/d 59 bulan dengan tujuan agar Kecamatan Parungpanjang khususnya dan Kabupaten Bogor pada umumnya terbebas dari penyakit Polio dan Campak.
Kepala UPT Puskesmas Parungpanjang, dr. Mohammad Irfan beserta Muspika Kecamatan Parungpanjang, Selasa 18 Oktober 2011, mencanangkan imunisasi ini di Desa Jagabaya dengan target sasaran balita yang di imunisasi 571 balita.
”Penyakit campak termasuk penyakit yang sering menyerang anak anak, karena itu penyakit akibat virus ini sering disepelekan, padahal jika sudah tertular dan tidak tertangani dengan benar, penyakit ini bisa menyebabkan kematian.Sedangkan Penyakit Polio merupakan penyakit disebabkan oleh virus Polio yang sampai saat ini belum ada obatnya dan bisa menimbulkan kecacatan, hal ini bisa dihindari dan yang paling efektif dan efisien adalah dengan memberikan imunisasi pada balita” tegas dr. Mohammad Irfan saat memberikan pesan sebelum pencanangan.
” Kegiatan ini di laksanakan sebulan penuh, jadi bagi ibu ibu yang punya bayi dan balita yang belum bisa hadir pada hari ini, dapat datang kembali di hari berikutnya untuk mendapatkan imunisasi  di posyandu  di wilayah masing-masing” lanjutnya.
PIN Campak dan Polio yang di laksanakan d Kecamatan Parungpanjang diharapkan dapat mencapai minimal 95 %, dari sasaran tersebut guna mendapatkan manfaat maksimal dan hal ini telah mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik Muspika, Tokoh Masyarakat maupun Tokoh Agama melalui kampanyer PIN yang telah di laksanakan jauh hari sebelum pelaksanaan PIN itu sendiri.
11 desa di Kecamatan Parungpanjang kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat sampai dengan tanggal 18 Nopember 2011, seluruh balitanya diharapkan telah mendapatkan imunisasi Campak dan Polio sehingga tak ada lagi balita cacat akibat Polio dan kematian balita akibat Campak.Untuk iminisasi campak, kecamatan Parungpanjang juga telah melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Campak di seluruh Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiah (MI) dengan sasaran anak kelas 1.(42 sekolah).